Asal mula kegiatan
pebankan
Sejarah dikenalkan
asal muka kegiatan perbankan adalah pada zaman kerajaan tempo dulu di daerah
Eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke asia barat oleh parah
pedagang. Perkembangan perbankan di asia, afrika dan amerika dibawa oleh bangsa
eropa pada saat melakukan penjajahan ke Negara jajahannya baik di asia, afrika
maupun benua amerika.
Jika kita telusuri
sejarah dikenalnya kegiatan perbankan dimulai dari jasa penukaran uang.
Sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat
menukarkan uang. Dalam perjalanan sejarah kerajaan tempo dulu mungkin penukaran
uangnya dilakukan antar kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain. Kegiatan
penukaran uang ini sekarang di kenal nama dengan pedangang valuta asing (money
changer).
Sejarah perbankan
Usaha perbankan itu
sendiri baru dimulai dari zaman babylonia kemudian dilanjutkan ke zaman yunani
kuno dan romawi. Namun pada saat itu tugas utama bank hanyalah sebagai tempat
tukar menukar uang.
Seiring dengan
perkembangan perdagangan dunia maka perkembangan perbankan pun semakin pesat
karena perkembangan dunia perbankan tidak terlepas dari perkembangan
perdagangan. Perkembangan perdagangan semula hanya di daratan eropa akhirnya
menyebar ke asia barat. Bank – bank yang sudah terkenal pada saat itu dibenua
eropa adalah Bank Valensia tahun 1171, kemudian menyusul Bank of Genoa dan Bank
of Barcelona tahun 1320. Sebaliknya perkembangan perbankan di daratan inggris
baru di mulai pada abad ke -16. Namun karena inggris yang begitu aktif mencari
daerah perdagangan yang kemudian di jajah, maka perkembangan perbankan pun ikut
di bawa ke Negara jajahannya.
Dan sedangkan
sejarah perbankan di dunia di ceritakan seperti di bawah ini:
onsep teoritis mengenai Bank Islam muncul pertama kali
pada tahun 1940-an, dengan gagasan mengenai perbankan yang berdasarkan bagi
hasil. Berkenaan dengan ini dapat disebutkan pemikiran-pemikiran dari penulis antara
lain Anwar Qureshi (1946), Naiem Siddiqi (1948) dan Mahmud Ahmad (1952). Uraian
yang lebih terperinci mengenai gagasan pendahuluan mengenai perbankan Islam
ditulis oleh ulama besar Pakistan, yakni Abul A’la Al-Mawdudi (1961) serta
Muhammad Hamidullah (1944-1962) .
Secara kelembagaan yang merupakan Bank Islam pertama
adalah Myt-Ghamr Bank. Didirikan di Mesir pada tahun 1963, dengan bantuan
permodalan dari Raja Faisal Arab Saudi dan merupakan binaan dari Prof. Dr.
Abdul Aziz Ahmad El Nagar. Myt-Ghamr Bank dianggap berhasil memadukan manajemen
perbankan Jerman dengan prinsip muamalah Islam dengan menerjemahkannya dalam
produk-produk bank yang sesuai untuk daerah pedesaan yang sebagian besar
orientasinya adalah industri pertanian . Namun karena persoalan politik, pada
tahun 1967 Bank Islam Myt-Ghamr ditutup . Kemudian pada tahun 1971 di Mesir
berhasil didirikan kembali Bank Islam dengan nama Nasser Social Bank, hanya
tujuannya lebih bersifat sosial daripada komersil.
Bank Islam pertama yang bersifat swasta adalah Dubai
Islamic Bank, yang didirikan tahun 1975 oleh sekelompok usahawan muslim dari
berbagai negara. Pada tahun 1977 berdiri dua bank Islam dengan nama Faysal
Islamic Bank di Mesir dan Sudan. Dan pada tahun itu pula pemerintah Kuwait
mendirikan Kuwait Finance House .
Secara internasional, perkembangan perbankan Islam
pertama kali diprakarsai oleh Mesir. Pada Sidang Menteri Luar Negeri
Negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Karachi Pakistan bulan
Desember 1970, Mesir mengajukan proposal berupa studi tentang pendirian Bank
Islam Internasional untuk Perdagangan dan Pembangunan (International Islamic
Bank for Trade and Development) dan proposal pendirian Federasi Bank Islam (Federation of Islamic Banks) .
Inti usulan yang diajukan dalam proposal tersebut adalah bahwa sistem keuangan
bedasarkan bunga harus digantikan dengan suatu sistem kerjasama dengan skema
bagi hasil keuntungan maupun kerugian.
Proposal tersebut diterima, dan Sidang menyetujui rencana pendirian Bank Islam Internasional dan Federasi Bank Islam. Bahkan sebagai tambahan diusulkan pula pembentukan badan-badan khusus yang disebut Badan Investasi dan Pembangunan Negara-negara Islam (Investment and Development Body of Islamic Countries), serta pembentukan perwakilan-perwakilan khusus yaitu Asosiasi Bank-bank Islam (Association of Islamic Banks) sebagai badan konsultatif masalah-masalah ekonomi dan perbankan Islam .
Proposal tersebut diterima, dan Sidang menyetujui rencana pendirian Bank Islam Internasional dan Federasi Bank Islam. Bahkan sebagai tambahan diusulkan pula pembentukan badan-badan khusus yang disebut Badan Investasi dan Pembangunan Negara-negara Islam (Investment and Development Body of Islamic Countries), serta pembentukan perwakilan-perwakilan khusus yaitu Asosiasi Bank-bank Islam (Association of Islamic Banks) sebagai badan konsultatif masalah-masalah ekonomi dan perbankan Islam .
Pada Sidang Menteri Luar Negeri OKI di Benghazi, Libya
bulan Maret 1973, usulan sebagaimana disebutkan di atas kembali diagendakan.
Bulan Juli 1973, komite ahli yang mewakili negara-negara Islam penghasil minyak
bertemu di Jeddah untuk membicarakan pendirian Bank Islam. Rancangan pendirian
bank tersebut, berupa anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dibahas pada
pertemuan kedua, bulan Mei 1972. Pada Sidang Menteri Keuangan OKI di Jeddah
tahun 1975 berhasil disetujui rancangan pendirian Islamic Development Bank
(IDB) dengan modal awal 2 milyar dinar dan beranggotakan semua negara anggota
OKI .
Sejak saat itu mendekati awal dekade 1980-an, Bank-bank
Islam bermunculan di Mesir, Sudan, negara-negara Teluk, Pakistan, Iran,
Malaysia, Bangladesh dan Turki. Secara garis besar lembaga-lembaga perbankan
Islam yang bermunculan itu dapat dikategorikan ke dalam dua jenis, yakni
sebagai Bank Islam Komersial (Islamic Commercial Bank), seperti Faysal Islamic
Bank (Mesir dan Sudan), Kuwait Finance House, Dubai Islamic Bank, Jordan
Islamic Bank for Finance and Investment, Bahrain Islamic Bank dan Islamic
International Bank for Finance and Development; atau lembaga investasi dengan
bentuk international holding companies, seperti Daar Al-Maal Al-Islami
(Geneva), Islamic Investment Company of the Gulf, Islamic Investment Company
(Bahama), Islamic Investment Company (Sudan), Bahrain Islamic Investment Bank
(Manama) dan Islamic Investment House (Amman).
bereh
BalasHapusThanks
BalasHapuslengkap sekali infonya makasih
BalasHapusbeli e toll di alfamart