Jumat, 11 Oktober 2013

KALKULASI BIAYA BERDASARKAN PESANAN (JOB ODER COSTING)



4.1  Pendahuluan
 Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing), biaya produksi dikumpulkan atau diakumulasikan untuk setiap pesanan atau pekerjaan (job) yang terpisah. Suatu pesanan atau pekerjaan merupakan hasil akhir (output) yang diidentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau untuk mengisi kembali suatu item dari persediaan.
Untuk dapat menghitung biaya berdasarkan pesanan secara mudah, maka pesanan atau pekerjaan harus dapat diidentifikasikan secara terpisah. Oleh karena itu, harus ada perbedaan penting dalam biaya per unit antara suatu pesanan dengan pesanan yang lain. Sebagai contoh, misalkan tukang jahit secara bersamaan mempersiapkan pesanan untuk baju kemeja, celana panjang, baju jas, dan jaket, pesanan-pesanan tersebut dapat dengan mudah diidentifikasikan atau dibedakan menurut tampilan fisiknya dan biaya per unit dari masing-masing produk tersebut berbeda-beda, sehingga perhitungan biaya harus dilakukan berdasarkan masing-masing pesanan.
Bab 3 sebelumnya telah menjelaskan secara singkat kalkulasi biaya berdasarkan pesanan dan kalkulasi biaya proses dan memberikan contoh perusahaan-perusahaan yang menggunakan kedua metode tersebut. Bab ini akan mengilustrasikan kalkulasi biaya pesanan secara lebih terperinci.

4.2  Tujuan Khusus
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat:
1.      Melakukan akumulasi biaya berdasarkan pesanan (job order cost accumu-lation).
2.      Menidentifikasi dan mempersiapkan delapan ayat jurnal akuntansi biaya dasar dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing).
3.      Membuat kartu biaya pesanan (job order cost sheet).
4.      Menerapkan tarif overhead yang telah ditentukan dimuka dalam perhitungan biaya pesanan.
5.      Mengenali berbagai bentuk kartu biaya pesanan khususnya untuk bisnis manufaktur.

4.3  Karakteristik Kalkulasi Biaya Pesanan
Akumulasi atau pengumpulan biaya produksi dalam suatu perusahaan biasanya dipengaruhi oleh karakteristik dari kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Perusahaan yang melaksanakan kegiatan produksi berdasarkan pesanan merubah bahan baku menjadi produk jadi berdasarkan pesanan dari para pelanggannya. Adapun ciri-ciri perusahaan yang mengakumulasi biaya berdasarkan pesanan sebagai berikut:
1)      Proses pembuatan produk terjadi secara terputus-putus. Jika suatu pesanan selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan dan dimulai dengan pesanan berikutnya.
2)      Produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pelanggan, sehingga antara satu pesanan dengan pesanan yang lain dapat berbeda-beda.
3)      Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan pelanggan, bukan untuk memenuhi persediaan.
Jika suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan produksinya memenuhi ketiga kriteria di atas, maka perusahaan tersebut akan menggunakan metode kalkulasi biaya pesanan dalam pengumpulan biaya produksinya. Secara umum, kalkulasi biaya pesanan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a)      Untuk tiap pesanan dari pelanggan disediakan Kartu Biaya Pesanan (job cost sheet) untuk menghitung biaya produksinya secara individual.
b)      Kartu biaya pesanan tersebut berfungsi sebagai buku besar pembantu persediaan barang dalam proses yang diisi berdasarkan bukti permintaan bahan baku , kartu jam kerja langsung, dan tarif overhead pabrik.
c)      Pengakunan ke buku besar dapat dilakukan dengan rekapitulasi dari kartu biaya pesanan.  
d)     Biaya produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah unit produk yang dihasilkan untuk pesanan yang bersangkutan.
e)      Kartu biaya pesanan mengalami tiga status yaitu sebagai berkas barang dalam proses, barang jadi, dan barang terjual.
Bagi perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, informasi biaya produksi yang dihasilkan oleh sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan akan bermanfaat untuk:
1)      Menetapkan harga jual yang akan dibebankan kepada pelanggan dan juga sebagai dasar pengajuan proposal tender.
2)      Mengevaluasi ketepatan dalam pembebanan harga taksiran.
3)      Membandingkan biaya pesanan serupa yang pernah dikerjakan.
4)      Menganalisis waktu penyelesaian suatu pesanan.
5)      Menghitung laba atau rugi kotor untuk setiap pesanan.
6)      Menentukan biaya persediaan akhir produk jadi dan barang dalam proses.

4.4  Kartu Biaya Pesanan (job order sheet)
Kartu biaya pesanan yang dapat berbentuk formulir kertas atau elektronik merupakan catatan yang penting dalam metode kalkulasi biaya pesanan. Kartu ini berfungsi sebagai akun pembantu yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi setiap pesanan. Meskipun banyak pesanan dapat dikerjakan secara bersamaan, namun setiap kartu biaya pesanan hanya memuat rincian untuk satu pesanan saja.
Isi dan bentuk dari kartu biaya pesanan berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Gambar 4-1 merupakan salah satu bentuk kartu biaya pesanan. Dalam gambar tersebut, kartu biaya terdiri dari 3 bagian. Bagian atas, merupakan ruang yang tersedia untuk nomor pesanan, nama pelanggan, kuantitas, dan deskripsi dari item yang akan diproduksi. Bagian tengah, merupakan ruang yang tersedia untuk memperincikan biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang dibebankan ke pesanan tersebut. Bagian bawah,  merupakan yang tersedia untuk mengikhtisarkan biaya produksi, menunjukkan beban pemasaran dan adminis-tratif, serta laba, dan membandingkan biaya estimasi dengan biaya aktual.

Gambar 4-1.
Kartu Biaya Pesanan


CV KANA TAYLOR
Lhokseumawe


 Pesanan No. 0601












Pemesan :
Tuan A
Tgl. Dipesan:
12/6
Produk :
Baju & Celana
Tgl. Mulai Dikerjakan:
14/6
Spesifikasi/Model :
Dinas
Tgl. Dibutuhkan:
20/6
Jumlah :
2 Pasang (4 unit)
Tgl. Siap Dikerjakan:
18/6








BAHAN BAKU LANGSUNG
Tgl.
No. Bukti
Keterangan
Satuan
Biaya
Jumlah
14/06/2009
BPM-001
Kain katun kualitas No.1
3,0
Meter
 85.000
 255.000
16/06/2009
BPM-002
Kain wool italy
2,8
Meter
 200.000
560.000
17/06/2009
BPM-003
Kain blacu
0,5
Meter
 25.000
12.500



6,3

 Total 
827.500

TENAGA KERJA LANGSUNG
Tgl.
No. Bukti
Keterangan
Satuan
Biaya
Jumlah
14/06/2009
KJK-01/02
Kartu Jam Kerja
5
Jam
 15.000
 75.000
16/06/2009
KJK-01/02

5
Jam
 15.000
75.000
17/06/2009
KJK-01/02

7
Jam
 15.000
105.000
18/06/2009
KJK-01/02

7
Jam
 15.000
105.000



24

 Total 
360.000

OVERHEAD PABRIK DIBEBANKAN
Tgl.
No. Bukti
Keterangan
Satuan
Biaya
Jumlah
14/06/2009
KJM-01
Kartu Jam Mesin
4
Jam
8.000
32.000
16/06/2009
KJM-01

4
Jam
8.000
32.000
17/06/2009
KJM-01

6
Jam
8.000
48.000
18/06/2009
KJM-01

6
Jam
8.000
48.000



20

 Total 
160.000















  Rekapitulasi:






-  Bahan baku langsung
827.500



-  Tenaga kerja langsung  
360.000



-  Overhead dibebankan
160.000



 Total biaya produksi
1.347.500























   


4.5  Siklus Akuntansi Biaya Berdasarkan Pesanan
Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya bahan baku langsung, dan overhead yang dibebankan ke setiap pesanan. Oleh karena itu, sistem perhitungan biaya ini terdiri atas 3 bagian yang saling berhubungan. Pertama, akuntansi biaya bahan baku memelihara catatan persediaan bahan baku, membebankan bahan baku langsung ke pesanan, dan membebankan bahan baku tidak langsung ke overhead pabrik. Kedua, akuntansi tenaga kerja memelihara akun-akun yang berhubungan dengan beban gaji, membebankan tenaga kerja langsung ke pesanan, membebankan tenaga kerja tidak langsung ke overhead pabrik. Ketiga, akuntansi overhead mengakumulasi biaya overhead pabrik, memelihara catatan terperinci atas overhead pabrik, dan membebankan sebagian dari overhead ke setiap pesanan.
Dasar dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan melibatkan hanya 8 jenis ayat jurnal akuntansi sebagai berikut:

Tipe
Satu Jurnal untuk
Setiap Item Berikut ini
Keterangan
1.
Pembelian bahan baku




Ayat Jurnal Umum
2.
Pengakuan biaya tenaga kerja pabrik
3.
Pengakuan biaya overhead pabrik
Dicatat baik selama maupun pada akhir periode
Dicatat selama periode akuntansi pada tanggal-tanggal terjadi transaksi
4.
Penggunaan bahan baku
Dicatat dalam bentuk ikhtisar pada akhir periode akuntansi
Ayat Jurnal Khusus
Metode Pesanan
5.
Distribusi beban gaji tenaga kerja
6.
Pembebanan estimasi biaya overhead
7.
Penyelesaian pesanan
8.
Penjualan produk


Ayat Jurnal Umum

Kedelapan ayat jurnal di atas dan deskripsi perhitungan biaya berdasarkan pesanan digambarkan dalam bentuk arus biaya melalui akun persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi, dan harga pokok penjualan.
Gambar 4-2.
Akun Barang Dalam Proses, Barang Jadi, dan Harga Pokok Penjualan
Serta Arus Kartu Biaya Pesanan


Harga Pokok Penjualan 


4.5.1        Akuntansi untuk Bahan Baku
Dalam buku besar umum akun persediaan untuk bahan baku dan perlengkapan atau bahan baku tidak langsung dapat dipisah. Pada umumnya dalam dunia praktik menggunakan satu akun buku besar berjudul Persediaan Bahan Baku. Akuntansi untuk pembelian bahan baku ini meliputi pembelian, penggunaan, dan pengembalian bahan baku.
a.      Pembelian bahan baku
Pencatatan pembelian bahan baku dilakukan sesuai dengan sistem pencatatan persediaan. Pada sistem persediaan perpetual, akun “Persediaan Bahan Baku” akan dicatat disebelah debit, sedangkan pada sistem persediaan periodik dicatat dengan cara mendebit akun “Pembelian”. Adapun ayat jurnal pada saat pembelian bahan baku sebagai berikut:
Metode persediaan perpetual:
(D)
 Persediaan Bahan Baku..............................
Rpxxxx

(K)
 Hutang Usaha/Kas..........................

Rpxxxx

Metode persediaan fisik:
(D)
Pembelian.....................................................
Rpxxxx

(K)
 Hutang Usaha/Kas..........................

Rpxxxx

Kuantitas dan harga per unit dari setiap pembelian dicatat dalam kartu catatan bahan baku. Satu kartu digunakan untuk setiap jenis bahan baku. Kartu-kartu tersebut berfungsi sebagai catatan persediaan perpetual dan merupakan buku besar pembantu yang mendukung akun persediaan bahan baku. Kartu-kartu ini dan dokumen-dokumen lain dapat berbentuk kertas dan elektronik.  
b.      Penggunaan bahan baku
Bahan baku langsung untuk setiap pesanan dikeluarkan ke pabrik berdasarkan bukti permintaan bahan baku, yang merupakan dokumen yang disiapkan oleh pembuat jadwal produksi yang memberikan spesifikasi nomor pesanan dan tipe serta jumlah bahan baku yang diperlukan. Satu lembar salinan dari setiap bukti permintaan dikirimkan ke Bagian Gudang, yang mengumpulkan item yang dimaksud. Kuantitas dan biaya dari setiap item dicatat dalam bukti permintaan dan diposting ke kartu catatan bahan baku.
Arus bahan baku langsung dari gudang ke pabrik dipertanggungjawabkan sebagai transfer biaya dari bahan baku ke barang dalam proses. Pencatatan penggunaan bahan baku biasanya dilakukan dalam bentuk ikhtisar di akhir bulan atau periode, dengan jurnal sebagai berikut:

(D)
Persediaan Barang Dalam Proses...............
Rpxxxx

(K)
Persediaan Bahan Baku...................

Rpxxxx

Satu lembar salinan bukti permintaan bahan baku dikirimkan ke Departemen Biaya, di mana semua salinan bukti tersebut diurutkan berdasarkan nomor pesanan dan dicatat harian atau mingguan, ke Bagian Bahan Baku dari kartu biaya pesanan. Dengan cara ini, kuantitas dan biaya bahan baku yang digunakan dalam setiap pesanan diakumulasikan secara tepat waktu, meskipun jika ayat jurnal umum dibuat tidak sesering itu.
Bukti permintaan bahan baku juga digunakan untuk mengeluarkan bahan baku tidak langsung maupun perlengkapan. Jika tidak digunakan di pabrik, perlengkapan yang dipakai tersebut dibebankan ke akun Beban Pemasaran atau Administrasi. Jika digunakan di pabrik maka dibebankan ke akun Pengendali Overhead Pabrik dengan jurnal sebagai berikut:

(D)
Pengendali Overhead Pabrik.......................
Rpxxxx

(K)
Persediaan Bahan Baku...................

Rpxxxx

c.       Pengembalian bahan baku
Jika bahan baku untuk suatu pesanan dikembalikan ke gudang karena beberapa alasan seperti tidak terpakai (idle), tidak sesuai spesifikasi, atau cacat maka dicatat dengan jurnal sebagai berikut:

(D)
Persediaan Bahan Baku ..............................
Rpxxxx

(K)
Persediaan Barang Dalam Proses...

Rpxxxx


4.5.2        Akuntansi untuk tenaga kerja
Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan, biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung harus dilakukan pemisahan. Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang dibayarkan kepada tenaga kerja atau buruh yang berhubungan langsung dengan pembuatan produk, sedangkan, biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan biaya yang dibayarkan kepada para supervisor atau mandor yang mengawasi jalannya proses produksi di pabrik.
Untuk mengidentifikasi biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung ini, setiap karyawan membuat satu atau lebih Kartu Jam Kerja karyawan setiap hari. Kartu tersebut merupakan dokumen yang menunjukkan waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja untuk membuat suatu pesanan tertentu (tenaga langsung) atau untuk mengerjakan tugas-tugas lain (tenaga tidak langsung).
Setiap kartu jam kerja dihitung biayanya dan diikhtisarkan secara periodik dan jumlah jam kerja setiap karyawan yang tertera di kartu jam kerja tersebut dicocokkan dengan jumlah jam kerja menurut kartu absensi. Kartu absensi merupakan kartu yang berisi data jumlah waktu kerja setiap karyawan mulai dari saat mereka datang sampai saat mereka pulang. Data tersebut digunakan untuk menghitung jumlah penghasilan dari setiap karyawan dengan upah per jam kerja.
Akuntansi untuk tenaga kerja meliputi akuntansi untuk pengakuan biaya tenaga kerja pabrik yang terjadi; pembayaran beban gaji terutang, dan distribusi beban gaji tenaga kerja.
a)      Pengakuan biaya tenaga kerja pabrik yang terjadi
Pada setiap akhir periode biasanya gaji dibayarkan berdasarkan daftar gaji yang dibuat. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja yang terjadi untuk suatu periode sebagai berikut:

(D)
Beban Gaji....................................................
Rpxxxx

(K)
Hutang Gaji......................................

Rpxxxx

b)      Pembayaran beban gaji terutang.
Pada saat beban gaji yang sudah dibebankan ke hutang gaji dibayarkan kepada setiap karyawan, maka pencatatan yang adalah:

(D)
Beban Gaji...................................................
Rpxxxx

(K)
Kas....................................................

Rpxxxx

c)      Distribusi beban gaji tenaga kerja
Kebanyakan dalam praktik, biaya tenaga kerja didistribusikan secara bulanan dengan cara mengurutkan kartu jam kerja karyawan untuk setiap pesanan dan datanya dimasukkan dalam kartu biaya pesanan dan dicatat menggunakan ayat jurnal umum dalam bentuk ikhtisar, yaitu:

(D)
Persediaan Barang Dalam Proses...............
Rpxxxx

(D)
Pengendali Overhead Pabrik.......................
Rpxxxx

(K)
Beban Gaji........................................

Rpxxxx

Akibat jurnal tersebut saldo beban gaji di buku besar akan menjadi nol dan membebankan biaya tenaga kerja langsung akun “Persediaan Barang Dalam Proses”, dan biaya tenaga kerja tidak langsung dibebankan ke akun “Pengendali overhead pabrik”.




4.5.3        Akuntansi untuk overhead pabrik
Overhead merupakan biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke pesanan tertentu tetapi terjadi dalam proses produksi (di luar pemasaran dan administrasi). Karena ketidakmampuan untuk menelusuri overhead secara langsung, menyebabkan biaya overhead pabrik diakumulasikan tanpa mengacu ke pesanan tertentu dan total biaya overhead pabrik dialokasikan ke semua pesanan secara proporsional. Akuntansi untuk overhead pabrik ini meliputi pencatatan biaya overhead pabrik aktual (sesungguhnya), pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik yang dialokasikan, dan pencatatan varian overhead.
a.       Pencatatan biaya overhead pabrik aktual
Biaya overhead pabrik aktual seperti bahan baku tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung dikumpulkan dan dicatat pada saat terjadinya atau melalui jurnal periodik. Selain bahan baku tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung, biaya overhead pabrik dicatat hanya melalui ayat jurnal penyusuaian pada akhir suatu periode akuntansi. Contoh biaya overhead pabrik lainnya meliputi, pajak bumi dan bangunan, penyusutan bangunan, penyusutan mesin dan peralatan, asuransi bangunan, sewa, biaya pensiun, asuransi kesehatan (jamsostek), tunjangan cuti, listrik dan air, jasa keamanan, dan jasa perbaikain dan pemeliharaan.
Ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat pengumpulan biaya overhead pabrik aktual pada akhir periode dilakukan dengan cara mendebet akun Pengendali Overhead Pabrik dan mengkreditkan akun aktiva dan kewajiban yang sesuai atau akun-akun lainnya. Contoh ayat jurnal untuk pencatatan pengumpulan biaya overhead pabrik aktual sebagai berikut:
Kredit ke akun aktiva yang sesuai:
(D)
Pengendali Overhead Pabrik.......................
Rpxxxx

(K)
Asuransi Dibayar Dimuka................

Rpxxxx
(K)
Biaya Dibayar Dimuka.....................

Rpxxxx

Kredit ke akun kewajiban yang sesuai:
(D)
Pengendali Overhead Pabrik.......................
Rpxxxx

(K)
Utang Usaha....................................

Rpxxxx
(K)
Utang PBB.......................................

Rpxxxx
(K)
Utang Biaya......................................

Rpxxxx
Kredit ke akun-akun lain yang sesuai:
(D)
Pengendali Overhead Pabrik.......................
Rpxxxx

(K)
Akumulasi Penyusutan......................

Rpxxxx
(K)
Beban Air dan Listrik........................

Rpxxxx
(K)
Beban Lainnya..................................

Rpxxxx

b.      Pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik
Untuk menetapkan berapa biaya overhead yang akan dibebankan ke produksi merupakan sesuatu yang sulit. Hal ini disebabkan, ada biaya overhead yang memberikan manfaat dalam proses produksi tetapi biayanya sulit ditelusuri ke masing-masing pesanan. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, semua biaya overhead pabrik didistribusikan ke semua pesanan.
Jumlah yang dibebankan untuk setiap pesanan sesuai dengan dasar alokasi yang dipilih. Dasar alokasi tersebut meliputi:
-          Penggunaan bahan baku
-          Penggunaan tenaga kerja langsung
-          Penggunaan jam mesin
-          Waktu proses
-          Kombinasi dua atau lebih dari dasar alokasi di atas
Setiap dasar alokasi yang dipilih sebaiknya merupakan aktivitas yang paling terkait dengan biaya yang dialokasikan, yaitu aktivitas yang tampaknya paling memicu terjadinya biaya overhead.
Besaran biaya overhead pabrik yang akan dibebankan ke produksi diperoleh dengan cara “total biaya overhead pabrik dibagi dengan total dasar alokasi” dan rasio yang dihasilkan merupakan tarif overhead (overhead rate). Tarif ini dikalikan dengan jumlah dasar alokasi yang digunakan oleh suatu pesanan, dan hasilnya biaya overhead pabrik untuk pesanan tersebut.
Contoh:
Misalkan kapasitas produksi untuk tahun 200X adalah 100.000 jam kerja langsung (JKL) yang dipilih sebagai dasar alokasi overhead. Taksiran jumlah biaya overhead pabrik untuk tahun sebesar  Rp500.000.000,- maka tarif overhead adalah Rp500.000.000,- dibagi 100.000 JKL sama dengan Rp5.000,- per JKL. Jika suatu pesanan tertentu menggunakan 100 JKL, maka biaya overhead pabrik sebesar Rp500.000,- (100 JKL x Rp5.000,-) akan dibebankan ke pesanan tersebut.
Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan tarif overhead ke setiap pesanan sebagai berikut:

(D)
Persediaan Barang Dalam Proses...............
Rpxxxx

(K)
Overhead Pabrik Dibebankan..........

Rpxxxx

Beberapa biaya overhead pabrik tidak dapat diukur sebelum berlalunya waktu atau sebelum sampai pada akhir periode akuntansi. Namun masalahnya pada akhir periode akuntansi tersebut banyak pesanan yang telah diselesaikan, dan biaya overhead pabrik aktual tidak dapat dibebankan ke setiap pesanan tersebut secara tepat waktu, sehingga diperlukan estimasi. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut, digunakanlah “tarif overhead yang ditentukan di muka (predetermined overhead rate)”. Tarif ini merupakan rasio dari estimasi total overhead terhadap estimasi total dasar alokasi overhead.
c.       Pencatatan varian overhead pabrik
Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke pesanan, pada akhir periode akuntansi ditutup ke akun Pengendali Overhead Pabrik. Adapun ayat jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut:

(D)
Overhead Pabrik Dibebankan......................
Rpxxxx

(K)
Pengendali Overhead Pabrik...........

Rpxxxx

Setelah jurnal di atas, maka saldo akun “Overhead Pabrik Dibebankan” dalam buku besar akan bersaldo nol. Sementara itu, saldo akun “Pengendali Overhead Pabrik” akan terjadi tiga kemungkinan, yaitu: (1) saldo debet dan kredit sama atau bersaldo nol, (2) saldo debet lebih besar dari kredit atau bersaldo plus, dan (3) saldo debet lebih kecil dari kredit atau bersaldo minus. Saldo pada poin 1 dan 2 disebut varians atau selisih biaya overhead pabrik. Jika selisih yang terjadi kecil, biasanya ditutup ke akun Harga Pokok Penjualan pada akhir periode akuntansi. Ayat jurnal untuk mentransfer varian overhead pabrik ke akun Harga Pokok Penjualan, sebagai berikut:
Jika overhead pabrik yang dibebankan terlalu rendah, maka dijurnal:
(D)
Harga Pokok Penjualan...............................
Rpxxxx

(K)
Pengendali Overhead Pabrik...........

Rpxxxx

Jika overhead pabrik yang dibebankan terlalu tinggi, maka dijurnal:
(D)
Pengendali Overhead Pabrik.......................
Rpxxxx

(K)
Harga Pokok Penjualan...................

Rpxxxx

4.5.4        Akuntansi untuk produk selesai dan yang dijual
Jika suatu pesanan sudah diselesaikan pengerjaannya atau proses produksinya, maka Kartu Biaya masing-masing pesanan dipindahkan ke kategori produk selesai. Untuk pesanan yang sudah selesai dan dikirim ke gudang barang jadi, kuantitas dan biayanya dicatat ke dalam Kartu Barang Jadi. Kartu ini merupakan akun buku besar pembantu yang mendukung akun “Persediaan Barang Jadi”. Ayat jurnal untuk mencatat transfer suatu pesanan ke persediaan barang jadi yang dibuat pada akhir periode sebagai berikut:

(D)
Persediaan Barang Jadi...............................
Rpxxxx

(K)
Persediaan Barang Dalam Proses...

Rpxxxx

Adakalanya, suatu pesanan untuk pelanggan tertentu dapat dikirimkan langsung begitu pesanan tersebut diselesaikan, sehingga tidak perlu dibukukan sebagai persediaan barang jadi. Pengiriman langsung pesanan kepada pelanggan dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut:

(D)
Harga Pokok Penjualan...............................
Rpxxxx

(K)
Persediaan Barang Dalam Proses...

Rpxxxx

(D)
Piutang Usaha.................................................
Rpxxxx

(K)
Penjualan.............................................

Rpxxxx

Jika pesanan yang sudah diselesaikan ditransfer ke gudang persediaan barang jadi untuk menunggu dikirim ke pelanggan, maka pada saat barang jadi tersebut dikirimkan ke pelanggan, ayat jurnal yang dibuat sebagai berikut:
(D)
Piutang Usaha.................................................
Rpxxxx

(K)
Penjualan ............................................

Rpxxxx
(D)
Harga Pokok Penjualan................................
Rpxxxx

(K)
Persediaan Barang Jadi....................

Rpxxxx








4.6   Contoh Komprehensif
Sebuah perusahaan manufaktur Tropez, Inc. memiliki persediaan per tanggal 1 Maret 2009, sebagai berikut:
Barang jadi                              Rp15.000,-
Barang dalam proses               Rp19.070,-
Bahan baku                             Rp14.000,-

Rincian dari Persediaan Barang Dalam Proses terdiri dari tiga pesanan yang belum selesai sampai dengan tanggal 1 Maret 2009, yaitu:
Keterangan
Pesanan
No. 621
Pesanan
No. 622
Pesanan
No. 623
-         Bahan baku
-         Tenaga kerja langsung
-         Overhead pabrik dibebankan
2.800
2.100
1.680
3.400
2.700
2.160
1.800
1.350
1.080
Total biaya
6.580
8.260
4.230

Transaksi-transaksi yang terjadi berkaitan dengan operasi perusahaan selama bulan Juli sebagai berikut:
a)      Perusahaan membeli bahan baku secara kredit sebesar Rp22.000,- dengan syarat n/30.
b)      Bahan baku yang diminta untuk produksi sebesar Rp21.000,- Dari jumlah tersebut Rp2.400,- untuk bahan baku tidak langsung, selisihnya didistribusikan sebagai berikut:
Pesanan 621          Rp5.300,-
Pesanan 622          Rp7.400,-
Pesanan 623          Rp5.900,-
c)      Bahan baku yang dikembalikan ke gudang sebesar Rp600,-di mana Rp200 berasal dari bahan baku tidak langsung, dan selisihnya berasal dari Pesanan 622.
d)     Bahan baku yang dikembalikan kepada pemasok sebesar Rp800,-
e)      Beban gaji sebesar Rp38.000,- dibuat akrualnya di bulan Maret.
f)       Dari beban gaji, 55% merupakan tenaga kerja langsung, 20% tenaga kerja tidak langsung, 15% gaji bagian penjualan, dan 10% gaji bagian administrasi. Biaya tenaga kerja langsung didistribusikan sebagai berikut:
Pesanan 621          Rp6.240,-
Pesanan 622          Rp8.430,-
Pesanan 623          Rp6.230,-
g)      Beban overhead pabrik, selain dari yang tersebut di atas, berjumlah Rp9.404,50. Termasuk dalam jumlah ini adalah Rp2.000,- untuk penyusutan bangunan dan peralatan pabrik dan Rp250 untuk asuransi pabrik yang sudah jatuh tempo. Sisa overhead sebesar Rp7.154,50 belum dibayar sampai akhir bulan Maret 2009.
h)      Biaya overhead pabrik dibebankan ke produksi dengan tarif 80% dari biaya tenaga kerja langsung dan dibebankan pada ketiga pesanan berdasarkan biaya tenaga kerja bulan Maret.
i)        Pesanan 621 dan 622 telah selesai dan ditransfer ke gudang barang jadi.
j)        Pesanan 621 dan 622 dikirimkan dan ditagihkan ke pelanggan dengan laba kotor sebesar 40% dari harga pokok penjualan.
k)      Penerimaan dari piutang usaha selama bulan Maret 2009 sebesar Rp69.450,-

Diminta:
1.      Buatlah kartu biaya pesanan untuk memposting saldo awal persediaan barang dalam proses!
2.      Jurnal transaksi bulan Maret dengan posting ke akun buku besar persediaan dan kartu biaya pesanan!
3.      Buat skedul untuk persediaan per tanggal 31 Maret 2009!

Jawaban:
1.      Membuat Kartu Biaya Pesanan
Kartu biaya yang dibuat untuk Pesanan No. 621, 622, dan 623 serta melakukan posting saldo awal Barang Dalam Proses per 30 Juni 2009 ke dalam masing-masing kartu biaya pesanan tersebut. Berikut ini kartu biaya untuk setiap pesanan tersebut.


TROPEZ Inc.


 Pesanan No. 621








BAHAN BAKU LANGSUNG
Tgl.
No. Bukti
Keterangan
Satuan
Biaya
Jumlah
01/03/2009
-
Saldo Awal



2.800
b)
-
Pemakaian bahan baku



5.300





 Total 
8.100

TENAGA KERJA LANGSUNG
Tgl.
No. Bukti
Keterangan
Satuan
Biaya
Jumlah
01/03/2009
-
Saldo Awal



2.100
f)
-
Pembebanan gaji dan upah



6.240





 Total 
8.340

OVERHEAD PABRIK DIBEBANKAN
Tgl.
No. Bukti
Keterangan
Satuan
Biaya
Jumlah
01/03/2009
-
Saldo Awal



1.680
h)
-
Pembebanan BOP 80% dari TKL



4.992





 Total 
6.672
  Rekapitulasi:






-  Bahan baku langsung
8.100



-  Tenaga kerja langsung  
8.340



-  Overhead dibebankan
6.672



 Total biaya produksi
23.112



















TROPEZ Inc.


 Pesanan No. 622








BAHAN BAKU LANGSUNG
Tgl.
No. Bukti
Keterangan
Satuan
Biaya
Jumlah
01/03/2009
-
Saldo Awal



3.400
b)
-
Pemakaian bahan baku



7.400
c)
-
Pengembalian bahan baku



(400)





 Total 
10.400

TENAGA KERJA LANGSUNG
Tgl.
No. Bukti
Keterangan
Satuan
Biaya
Jumlah
01/03/2009
-
Saldo Awal



2.700
f)
-
Pembebanan gaji dan upah



8.430





 Total 
11.130

OVERHEAD PABRIK DIBEBANKAN
Tgl.
No. Bukti
Keterangan
Satuan
Biaya
Jumlah
01/03/2009
-
Saldo Awal



2.160
h)
-
Pembebanan BOP 80% dari TKL



6.744





 Total 
8.904
  Rekapitulasi:






-  Bahan baku langsung
10.400



-  Tenaga kerja langsung  
11.130



-  Overhead dibebankan
8.904



 Total biaya produksi
30.434


















   




TROPEZ Inc.


 Pesanan No. 623








BAHAN BAKU LANGSUNG
Tgl.
No. Bukti
Keterangan
Satuan
Biaya
Jumlah
01/03/2009
-
Saldo Awal



1.800
b)
-
Pemakaian bahan baku



5.900





 Total 
7.700

TENAGA KERJA LANGSUNG
Tgl.
No. Bukti
Keterangan
Satuan
Biaya
Jumlah
01/03/2009
-
Saldo Awal



1.350
f)
-
Pembebanan gaji dan upah



6.230





 Total 
7.580

OVERHEAD PABRIK DIBEBANKAN
Tgl.
No. Bukti
Keterangan
Satuan
Biaya
Jumlah
01/03/2009
-
Saldo Awal



1.080
h)
-
Pembebanan BOP 80% dari TKL



4.984





 Total 
6.064
  Rekapitulasi:






-  Bahan baku langsung
7.700



-  Tenaga kerja langsung  
7.580



-  Overhead dibebankan
6.064



 Total biaya produksi
21.344


















2.      Mencatat transaksi-transaksi ke dalam jurnal umum.

Tgl
Keterangan
Ref
Debit
Kredit





a)
Persediaan bahan baku
P
22.000,-


Utang usaha


22.000,-





b)
Persediaan BDP
P
18.600,-


Pengendali overhead pabrik

2.400,-


Persediaan bahan baku
P

21.000,-





c)
Persediaan bahan baku
P
600,-


Pengendali overhead pabrik


200,-

Persediaan BDP
P

400,-





d)
Utang usaha

800,-


Persediaan bahan baku
P

800,-





e)
Beban gaji

38.000,-


Utang gaji


38.000,-





f)
Persediaan BDP
P
20.900,-


Pengendali overhead pabrik

7.600,-


Beban gaji Bagian Penjualan

5.700,-


Beban gaji Bagian Admnistrasi

3.800,-


Beban gaji


38.000,-










Tgl
Keterangan
Ref
Debit
Kredit





g)
Pengendali overhead pabrik

9.404,50


Akumulasi penyusutan


2.000,00

Asuransi dibayar dimuka


250,00

Utang usaha


7.154,50





h)
Persediaan BDP
P
16.720,-


BOP dibebankan


16.720,-





i)
Persediaan barang jadi
P
53.546


Persediaan BDP
P

53.546

Pesanan 621        = Rp23.112




Pesanan 621        = Rp30.434




       Jumlah           = Rp53.546








j)
Piutang usaha

74.964


Penjualan


74.964






Harga pokok penjualan

53.546


Persediaan barang jadi
P

53.546






Harga pokok                        = Rp53.546




Laba 40% x Rp53.546        = Rp21.418




Harga jual                            = Rp74.964








k)
Kas

69.450


Piutang usaha


69.450






Menyiapkan buku besar persediaan untuk memindahkan saldo dari jurnal umum di atas ke masing-masing akun persediaan yang sesuai.

Persediaan Barang Jadi
 1/3  Saldo awal 
15.000
j) 
53.276
 i)
53.276
 31/3 Saldo akhir
15.000

68.276

68.276

Persediaan Barang Dalam Proses

1/3  Saldo awal 
19.070
c) 
400
b)
18.600
 i)
53.546
f)
20.900

0
h)
16.720
 31/3 Saldo akhir
21.344

75.290

75.290






 Persediaan Bahan Baku

1/3  Saldo awal 
14.000
 b)
21.000
 a)
22.000
 d)
800
c)
600
 31/3 Saldo akhir
15.000

36.600

36.800






3.      Skedul persediaan pada tanggal 31 Maret 2009.
Berdasarkan data pada kartu biaya pesanan dan jurnal umum pada poin 1 dan 2 di atas, maka jumlah persediaan sebagai berikut:
Barang jadi                              Rp15.000,-
Barang dalam proses               Rp21.344,-
Bahan baku                             Rp15.000,-

Rincian dari Persediaan Barang Dalam Proses hanya terdiri dari Pesanan No 623 yang belum selesai sampai dengan tanggal 31 Maret 2009, yaitu:
Keterangan
Pesanan
No. 623
-         Bahan baku
-         Tenaga kerja langsung
-         Overhead pabrik dibebankan
7.700
7.580
6.064
Total biaya
21.344

4.7  Rangkuman
Perusahaan yang melaksanakan kegiatan produksi berdasarkan pesanan, merubah bahan baku menjadi produk jadi berdasarkan pesanan dari para pelanggannya. Hal ini dapat diketahui dari ciri-cirinya yaitu (1) proses pembuatan produk terjadi secara terputus-putus, (2) produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pelanggan, (3) produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan pelanggan, bukan untuk memenuhi persediaan.
Jika suatu perusahaan dalam kegiatan produksinya memenuhi kriteria di atas, maka pengumpulan biaya produksinya menggunakan metode kalkulasi biaya pesanan. Ciri-ciri dari kalkulasi biaya pesanan menggunakan Kartu Biaya Pesanan (job cost sheet) yang berfungsi sebagai buku besar pembantu persediaan barang dalam proses. Kemudian kalkulasi biaya ini menghitung biaya produksi per unit ada saat pesanan selesai. Meskipun banyak pesanan dapat dikerjakan secara bersamaan, namun setiap kartu biaya pesanan hanya memuat rincian untuk satu pesanan saja. Isi dan bentuk dari kartu biaya pesanan berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya bahan baku langsung, dan overhead yang dibebankan ke setiap pesanan. Oleh karena itu, sistem perhitungan biaya ini terdiri atas 3 bagian yang saling berhubungan,  yaitu (1) akuntansi biaya bahan baku, (2) akuntansi tenaga kerja, (3) akuntansi biaya overhead pabrik. Dasar dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan melibatkan hanya 8 jenis ayat jurnal akuntansi yaitu:
1.      Pembelian bahan baku
2.      Pengakuan biaya tenaga kerja pabrik
3.      Pengakuan biaya overhead pabrik
4.      Penggunaan bahan baku
5.      Distribusi beban gaji tenaga kerja
6.      Pembebanan estimasi biaya overhead
7.      Penyelesaian pesanan
8.      Penjualan produk




LATIHAN
1.      Berikut ini transaksi-transaksi dari Stanton Company selama bulan Juli 2009, yaitu:
(a)    Pembelian bahan baku secara kredit senilai Rp35.000,-
(b)   Bukti permintaan bahan baku sebesar Rp8.000,- untuk bahan baku langsung dan Rp2.000,- untuk bahan baku tidak langsung.
(c)    Beban gaji  pabrik sebesar Rp9.400 terdiri dari Rp7.600 tenaga kerja langsung dan Rp1.800,- tenaga kerja tidak langsung.
(d)   Penyusutan atas peralatan pabrik senilai Rp1.200,- dicatat.
(e)    Suatu pesanan diselesaikan dengan Rp1.830,- tenaga kerja langsung dan Rp1.450,- bahan baku yang sebelumnya telah dibebankan ke pesanan tersebut. Overhead pabrik dibebankan dengan tarif 662/3% dari biaya tenaga kerja langsung.  
(f)    Akrual overhead pabrik lain-lain sebesar Rp1.250,-
(g)   Pesanan pada poin (e) dikirimkan ke pelanggan dan ditagih sebesar Rp6.100,-
Diminta:
Buatlah ayat jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut!

2.      Technologiest Incorporated menyelesaikan Pesanan No. 121 menggunakan Rp9.250,- bahan baku langsung dan Rp3.945,- tenaga kerja langsung. Overhead pabrik dibebankan menggunakan tarif yang telah ditentukan sebelumnya sebesar 150% dari biaya tenaga kerja langsung.
Diminta:
Buatlah ayat jurnal, abaikan rincian buku besar pembantu, untuk mencatat berikut ini:
-          Biaya Pesanan No. 121
-          Transfer Pesanan No. 121ke barang jadi ke gudang



3.      Berikut ini merupakan hasi operasi periode lalu dari perusahaan Compton Company:
Awal                           Akhir
Persediaan barang jadi                              Rp90.000,-      Rp125.000,-   
Persediaan barang dalam proses               Rp80.000,-      Rp  30.000,-
Persediaan bahan baku                              Rp75.000,-      Rp  85.000,-

Data lainnya sebagai berikut:
a)      Bahan baku yang digunakan Rp326.000,-
b)      Total biaya manufaktur yang dibebankan ke pesanan selama tahun tersebut sebesar Rp686.000,- (termasuk bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik dibebankan dengan tarif 60%).
c)      Biaya barang tersedia untuk dijual Rp826.000,-
d)     Beban pemasaran dan administrasi sebesar Rp25.000,-

Diminta:
Hitung berikut ini:
1)      Bahan baku yang dibeli!
2)      Biaya tenaga kerja yang dibebankan ke produksi!
3)      Harga pokok produksi!
4)      Harga pokok penjualan!