4.1 Pendahuluan
Dalam sistem perhitungan biaya
berdasarkan pesanan (job order costing), biaya produksi dikumpulkan atau diakumulasikan
untuk setiap pesanan atau pekerjaan (job)
yang terpisah. Suatu pesanan atau pekerjaan merupakan hasil akhir (output) yang diidentifikasikan untuk
memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau untuk mengisi kembali suatu item dari
persediaan.
Untuk dapat menghitung biaya berdasarkan pesanan secara mudah, maka pesanan
atau pekerjaan harus dapat diidentifikasikan secara terpisah. Oleh karena itu,
harus ada perbedaan penting dalam biaya per unit antara suatu pesanan dengan
pesanan yang lain. Sebagai contoh,
misalkan tukang jahit secara bersamaan mempersiapkan pesanan untuk baju kemeja,
celana panjang, baju jas, dan jaket, pesanan-pesanan tersebut dapat dengan
mudah diidentifikasikan atau dibedakan menurut tampilan fisiknya dan biaya per
unit dari masing-masing produk tersebut berbeda-beda, sehingga perhitungan
biaya harus dilakukan berdasarkan masing-masing pesanan.
Bab 3 sebelumnya telah menjelaskan secara singkat kalkulasi biaya
berdasarkan pesanan dan kalkulasi biaya proses dan memberikan contoh perusahaan-perusahaan
yang menggunakan kedua metode tersebut. Bab ini akan mengilustrasikan kalkulasi
biaya pesanan secara lebih terperinci.
4.2 Tujuan
Khusus
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat:
1.
Melakukan
akumulasi biaya berdasarkan pesanan (job
order cost accumu-lation).
2.
Menidentifikasi
dan mempersiapkan delapan ayat jurnal akuntansi biaya dasar dalam perhitungan
biaya berdasarkan pesanan (job order
costing).
3.
Membuat kartu
biaya pesanan (job order cost sheet).
4.
Menerapkan
tarif overhead yang telah ditentukan dimuka dalam perhitungan biaya pesanan.
5.
Mengenali
berbagai bentuk kartu biaya pesanan khususnya untuk bisnis manufaktur.
4.3 Karakteristik Kalkulasi
Biaya Pesanan
Akumulasi
atau pengumpulan biaya produksi dalam suatu perusahaan biasanya dipengaruhi
oleh karakteristik dari kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan
tersebut. Perusahaan yang melaksanakan kegiatan produksi berdasarkan pesanan
merubah bahan baku menjadi produk jadi berdasarkan pesanan dari para
pelanggannya. Adapun ciri-ciri perusahaan yang mengakumulasi biaya berdasarkan
pesanan sebagai berikut:
1)
Proses pembuatan produk
terjadi secara terputus-putus. Jika suatu pesanan selesai dikerjakan, proses
produksi dihentikan dan dimulai dengan pesanan berikutnya.
2)
Produk yang dihasilkan
sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pelanggan, sehingga antara satu
pesanan dengan pesanan yang lain dapat berbeda-beda.
3)
Produksi ditujukan untuk
memenuhi pesanan pelanggan, bukan untuk memenuhi persediaan.
Jika
suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan produksinya memenuhi ketiga kriteria
di atas, maka perusahaan tersebut akan menggunakan metode kalkulasi biaya
pesanan dalam pengumpulan biaya produksinya. Secara umum, kalkulasi biaya
pesanan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a)
Untuk tiap pesanan dari pelanggan disediakan
Kartu
Biaya Pesanan (job cost sheet)
untuk menghitung biaya produksinya secara individual.
b)
Kartu
biaya pesanan tersebut berfungsi sebagai buku besar pembantu persediaan barang
dalam proses yang diisi berdasarkan bukti
permintaan bahan baku , kartu jam kerja langsung, dan tarif overhead pabrik.
c)
Pengakunan
ke buku besar dapat dilakukan dengan rekapitulasi dari
kartu biaya pesanan.
d)
Biaya produksi per unit
dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya
produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah unit produk yang
dihasilkan untuk pesanan yang bersangkutan.
e)
Kartu
biaya pesanan mengalami tiga status yaitu sebagai berkas barang
dalam proses, barang jadi, dan barang terjual.
Bagi
perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, informasi biaya produksi yang
dihasilkan oleh sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan akan bermanfaat
untuk:
1)
Menetapkan harga jual yang
akan dibebankan kepada pelanggan dan juga sebagai dasar pengajuan proposal tender.
2)
Mengevaluasi ketepatan dalam pembebanan harga taksiran.
3)
Membandingkan biaya pesanan serupa yang pernah
dikerjakan.
4)
Menganalisis waktu penyelesaian suatu pesanan.
5)
Menghitung laba atau rugi
kotor untuk setiap pesanan.
6)
Menentukan biaya
persediaan akhir produk jadi dan barang dalam proses.
4.4 Kartu Biaya Pesanan (job order sheet)
Kartu
biaya pesanan yang dapat berbentuk formulir kertas atau elektronik merupakan
catatan yang penting dalam metode kalkulasi biaya pesanan. Kartu ini berfungsi sebagai
akun pembantu yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi setiap pesanan. Meskipun
banyak pesanan dapat dikerjakan secara bersamaan, namun setiap kartu biaya
pesanan hanya memuat rincian untuk satu pesanan saja.
Isi dan
bentuk dari kartu biaya pesanan berbeda-beda antara satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya. Gambar 4-1 merupakan salah satu bentuk kartu biaya pesanan.
Dalam gambar tersebut, kartu biaya terdiri dari 3 bagian. Bagian atas, merupakan
ruang yang tersedia untuk nomor pesanan, nama pelanggan, kuantitas, dan
deskripsi dari item yang akan diproduksi. Bagian tengah, merupakan ruang yang
tersedia untuk memperincikan biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik yang dibebankan ke pesanan tersebut. Bagian
bawah, merupakan yang tersedia
untuk mengikhtisarkan biaya produksi, menunjukkan beban pemasaran dan
adminis-tratif, serta laba, dan membandingkan biaya estimasi dengan biaya
aktual.
Gambar 4-1.
Kartu Biaya Pesanan
CV KANA TAYLOR
Lhokseumawe
|
Pesanan No. 0601
|
|||||||||||
Pemesan :
|
Tuan A
|
Tgl. Dipesan:
|
12/6
|
|||||||||
Produk :
|
Baju & Celana
|
Tgl. Mulai
Dikerjakan:
|
14/6
|
|||||||||
Spesifikasi/Model :
|
Dinas
|
Tgl. Dibutuhkan:
|
20/6
|
|||||||||
Jumlah :
|
2 Pasang (4 unit)
|
Tgl. Siap
Dikerjakan:
|
18/6
|
|||||||||
BAHAN BAKU LANGSUNG
|
||||||||||||
Tgl.
|
No. Bukti
|
Keterangan
|
Satuan
|
Biaya
|
Jumlah
|
|||||||
14/06/2009
|
BPM-001
|
Kain katun kualitas No.1
|
3,0
|
Meter
|
85.000
|
255.000
|
||||||
16/06/2009
|
BPM-002
|
Kain wool italy
|
2,8
|
Meter
|
200.000
|
560.000
|
||||||
17/06/2009
|
BPM-003
|
Kain blacu
|
0,5
|
Meter
|
25.000
|
12.500
|
||||||
6,3
|
Total
|
827.500
|
||||||||||
TENAGA KERJA
LANGSUNG
|
||||||||||||
Tgl.
|
No. Bukti
|
Keterangan
|
Satuan
|
Biaya
|
Jumlah
|
|||||||
14/06/2009
|
KJK-01/02
|
Kartu Jam Kerja
|
5
|
Jam
|
15.000
|
75.000
|
||||||
16/06/2009
|
KJK-01/02
|
5
|
Jam
|
15.000
|
75.000
|
|||||||
17/06/2009
|
KJK-01/02
|
7
|
Jam
|
15.000
|
105.000
|
|||||||
18/06/2009
|
KJK-01/02
|
7
|
Jam
|
15.000
|
105.000
|
|||||||
24
|
Total
|
360.000
|
||||||||||
OVERHEAD PABRIK
DIBEBANKAN
|
||||||||||||
Tgl.
|
No. Bukti
|
Keterangan
|
Satuan
|
Biaya
|
Jumlah
|
|||||||
14/06/2009
|
KJM-01
|
Kartu Jam Mesin
|
4
|
Jam
|
8.000
|
32.000
|
||||||
16/06/2009
|
KJM-01
|
4
|
Jam
|
8.000
|
32.000
|
|||||||
17/06/2009
|
KJM-01
|
6
|
Jam
|
8.000
|
48.000
|
|||||||
18/06/2009
|
KJM-01
|
6
|
Jam
|
8.000
|
48.000
|
|||||||
20
|
Total
|
160.000
|
||||||||||
Rekapitulasi:
|
||||||||||||
- Bahan baku langsung
|
827.500
|
|||||||||||
- Tenaga kerja langsung
|
360.000
|
|||||||||||
- Overhead dibebankan
|
160.000
|
|||||||||||
Total biaya produksi
|
1.347.500
|
|||||||||||
4.5 Siklus Akuntansi Biaya
Berdasarkan Pesanan
Sistem
perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya bahan baku
langsung, dan overhead yang dibebankan ke setiap pesanan. Oleh karena itu,
sistem perhitungan biaya ini terdiri atas 3 bagian yang saling berhubungan. Pertama,
akuntansi biaya bahan baku memelihara catatan persediaan bahan baku,
membebankan bahan baku langsung ke pesanan, dan membebankan bahan baku tidak
langsung ke overhead pabrik. Kedua, akuntansi tenaga kerja
memelihara akun-akun yang berhubungan dengan beban gaji, membebankan tenaga
kerja langsung ke pesanan, membebankan tenaga kerja tidak langsung ke overhead
pabrik. Ketiga, akuntansi overhead mengakumulasi biaya overhead pabrik,
memelihara catatan terperinci atas overhead pabrik, dan membebankan sebagian
dari overhead ke setiap pesanan.
Dasar
dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan melibatkan hanya 8 jenis ayat jurnal
akuntansi sebagai berikut:
Tipe
|
Satu Jurnal untuk
Setiap Item Berikut ini
|
Keterangan
|
||
1.
|
Pembelian bahan baku
|
Ayat Jurnal Umum
|
||
2.
|
Pengakuan biaya tenaga kerja pabrik
|
|||
3.
|
Pengakuan biaya overhead pabrik
|
Dicatat baik selama maupun pada akhir periode
|
Dicatat selama periode akuntansi pada tanggal-tanggal
terjadi transaksi
|
|
4.
|
Penggunaan bahan baku
|
Dicatat dalam bentuk ikhtisar pada akhir periode
akuntansi
|
Ayat Jurnal Khusus
Metode Pesanan
|
|
5.
|
Distribusi beban gaji tenaga kerja
|
|||
6.
|
Pembebanan estimasi biaya overhead
|
|||
7.
|
Penyelesaian pesanan
|
|||
8.
|
Penjualan produk
|
Ayat Jurnal Umum
|
Kedelapan
ayat jurnal di atas dan deskripsi perhitungan biaya berdasarkan pesanan digambarkan
dalam bentuk arus biaya melalui akun persediaan barang dalam proses, persediaan
barang jadi, dan harga pokok penjualan.
Gambar 4-2.
Akun Barang Dalam Proses,
Barang Jadi, dan Harga Pokok Penjualan
Serta Arus Kartu Biaya
Pesanan
Harga Pokok Penjualan
|
4.5.1
Akuntansi untuk Bahan Baku
Dalam buku
besar umum akun persediaan untuk bahan baku dan perlengkapan atau bahan baku tidak
langsung dapat dipisah. Pada umumnya dalam dunia praktik menggunakan satu akun
buku besar berjudul Persediaan Bahan Baku. Akuntansi untuk pembelian bahan baku
ini meliputi pembelian, penggunaan, dan pengembalian bahan baku.
a.
Pembelian bahan baku
Pencatatan pembelian bahan baku dilakukan
sesuai dengan sistem pencatatan persediaan. Pada sistem persediaan perpetual, akun
“Persediaan Bahan Baku” akan dicatat
disebelah debit, sedangkan pada sistem persediaan periodik dicatat dengan cara
mendebit akun “Pembelian”. Adapun
ayat jurnal pada saat pembelian bahan baku sebagai berikut:
Metode persediaan
perpetual:
(D)
|
Persediaan Bahan Baku..............................
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Hutang Usaha/Kas..........................
|
Rpxxxx
|
Metode persediaan fisik:
(D)
|
Pembelian.....................................................
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Hutang Usaha/Kas..........................
|
Rpxxxx
|
Kuantitas dan harga per unit dari setiap
pembelian dicatat dalam kartu catatan bahan baku. Satu kartu digunakan untuk
setiap jenis bahan baku. Kartu-kartu tersebut berfungsi sebagai catatan
persediaan perpetual dan merupakan buku besar pembantu yang mendukung akun
persediaan bahan baku. Kartu-kartu ini dan dokumen-dokumen lain dapat berbentuk
kertas dan elektronik.
b.
Penggunaan bahan baku
Bahan baku langsung untuk setiap pesanan
dikeluarkan ke pabrik berdasarkan bukti
permintaan bahan baku, yang merupakan dokumen yang disiapkan oleh pembuat
jadwal produksi yang memberikan spesifikasi nomor pesanan dan tipe serta jumlah
bahan baku yang diperlukan. Satu lembar salinan dari setiap bukti permintaan
dikirimkan ke Bagian Gudang, yang mengumpulkan item yang dimaksud. Kuantitas
dan biaya dari setiap item dicatat dalam bukti permintaan dan diposting ke
kartu catatan bahan baku.
Arus bahan baku langsung dari gudang ke
pabrik dipertanggungjawabkan sebagai transfer biaya dari bahan baku ke barang
dalam proses. Pencatatan penggunaan bahan baku biasanya dilakukan dalam bentuk
ikhtisar di akhir bulan atau periode, dengan jurnal sebagai berikut:
(D)
|
Persediaan Barang Dalam
Proses...............
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Persediaan Bahan Baku...................
|
Rpxxxx
|
Satu lembar salinan bukti permintaan bahan
baku dikirimkan ke Departemen Biaya, di mana semua salinan bukti tersebut
diurutkan berdasarkan nomor pesanan dan dicatat harian atau mingguan, ke Bagian
Bahan Baku dari kartu biaya pesanan. Dengan cara ini, kuantitas dan biaya bahan
baku yang digunakan dalam setiap pesanan diakumulasikan secara tepat waktu,
meskipun jika ayat jurnal umum dibuat tidak sesering itu.
Bukti permintaan bahan baku juga digunakan
untuk mengeluarkan bahan baku tidak langsung maupun perlengkapan. Jika tidak
digunakan di pabrik, perlengkapan yang dipakai tersebut dibebankan ke akun
Beban Pemasaran atau Administrasi. Jika digunakan di pabrik maka dibebankan ke
akun Pengendali Overhead Pabrik dengan jurnal sebagai berikut:
(D)
|
Pengendali Overhead
Pabrik.......................
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Persediaan Bahan Baku...................
|
Rpxxxx
|
c.
Pengembalian bahan baku
Jika bahan baku untuk suatu pesanan dikembalikan
ke gudang karena beberapa alasan seperti tidak terpakai (idle), tidak sesuai spesifikasi, atau cacat maka dicatat dengan
jurnal sebagai berikut:
(D)
|
Persediaan Bahan Baku ..............................
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Persediaan Barang Dalam Proses...
|
Rpxxxx
|
4.5.2
Akuntansi untuk tenaga kerja
Dalam
perhitungan biaya berdasarkan pesanan, biaya tenaga kerja langsung dan tidak
langsung harus dilakukan pemisahan. Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya
yang dibayarkan kepada tenaga kerja atau buruh yang berhubungan langsung dengan
pembuatan produk, sedangkan, biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan biaya
yang dibayarkan kepada para supervisor atau mandor yang mengawasi jalannya
proses produksi di pabrik.
Untuk
mengidentifikasi biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung ini, setiap
karyawan membuat satu atau lebih Kartu Jam Kerja karyawan setiap hari. Kartu
tersebut merupakan dokumen yang menunjukkan waktu yang dihabiskan oleh seorang
pekerja untuk membuat suatu pesanan tertentu (tenaga langsung) atau untuk
mengerjakan tugas-tugas lain (tenaga tidak langsung).
Setiap
kartu jam kerja dihitung biayanya dan diikhtisarkan secara periodik dan jumlah
jam kerja setiap karyawan yang tertera di kartu jam kerja tersebut dicocokkan
dengan jumlah jam kerja menurut kartu absensi. Kartu absensi merupakan kartu
yang berisi data jumlah waktu kerja setiap karyawan mulai dari saat mereka datang
sampai saat mereka pulang. Data tersebut digunakan untuk menghitung jumlah
penghasilan dari setiap karyawan dengan upah per jam kerja.
Akuntansi
untuk tenaga kerja meliputi akuntansi untuk pengakuan biaya tenaga kerja pabrik
yang terjadi; pembayaran beban gaji terutang, dan distribusi beban gaji tenaga
kerja.
a)
Pengakuan biaya tenaga
kerja pabrik yang terjadi
Pada
setiap akhir periode biasanya gaji dibayarkan berdasarkan daftar gaji yang
dibuat. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja yang terjadi untuk suatu
periode sebagai berikut:
(D)
|
Beban Gaji....................................................
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Hutang Gaji......................................
|
Rpxxxx
|
b)
Pembayaran beban gaji
terutang.
Pada saat beban gaji yang sudah dibebankan ke
hutang gaji dibayarkan kepada setiap karyawan, maka pencatatan yang adalah:
(D)
|
Beban Gaji...................................................
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Kas....................................................
|
Rpxxxx
|
c)
Distribusi beban gaji
tenaga kerja
Kebanyakan
dalam praktik, biaya tenaga kerja didistribusikan secara bulanan dengan cara
mengurutkan kartu jam kerja karyawan untuk setiap pesanan dan datanya
dimasukkan dalam kartu biaya pesanan dan dicatat menggunakan ayat jurnal umum
dalam bentuk ikhtisar, yaitu:
(D)
|
Persediaan Barang Dalam
Proses...............
|
Rpxxxx
|
|
(D)
|
Pengendali Overhead
Pabrik.......................
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Beban Gaji........................................
|
Rpxxxx
|
Akibat
jurnal tersebut saldo beban gaji di buku besar akan menjadi nol dan membebankan
biaya tenaga kerja langsung akun “Persediaan Barang Dalam Proses”, dan biaya
tenaga kerja tidak langsung dibebankan ke akun “Pengendali overhead pabrik”.
4.5.3
Akuntansi untuk overhead pabrik
Overhead
merupakan biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke pesanan tertentu
tetapi terjadi dalam proses produksi (di luar pemasaran dan administrasi). Karena
ketidakmampuan untuk menelusuri overhead secara langsung, menyebabkan biaya
overhead pabrik diakumulasikan tanpa mengacu ke pesanan tertentu dan total
biaya overhead pabrik dialokasikan ke semua pesanan secara proporsional. Akuntansi
untuk overhead pabrik ini meliputi pencatatan biaya overhead pabrik aktual
(sesungguhnya), pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik yang dialokasikan,
dan pencatatan varian overhead.
a.
Pencatatan biaya overhead
pabrik aktual
Biaya overhead pabrik aktual seperti bahan
baku tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung dikumpulkan dan dicatat pada saat terjadinya atau melalui jurnal
periodik. Selain bahan baku tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung,
biaya overhead pabrik dicatat hanya
melalui ayat jurnal penyusuaian pada akhir suatu periode akuntansi. Contoh
biaya overhead pabrik lainnya meliputi, pajak bumi dan bangunan, penyusutan
bangunan, penyusutan mesin dan peralatan, asuransi bangunan, sewa, biaya
pensiun, asuransi kesehatan (jamsostek), tunjangan cuti, listrik dan air, jasa
keamanan, dan jasa perbaikain dan pemeliharaan.
Ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat pengumpulan
biaya overhead pabrik aktual pada akhir periode dilakukan dengan cara mendebet akun Pengendali Overhead Pabrik
dan mengkreditkan akun aktiva
dan kewajiban yang sesuai atau akun-akun lainnya. Contoh ayat
jurnal untuk pencatatan pengumpulan biaya overhead pabrik aktual sebagai
berikut:
Kredit ke akun aktiva yang sesuai:
(D)
|
Pengendali Overhead
Pabrik.......................
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Asuransi Dibayar Dimuka................
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Biaya Dibayar Dimuka.....................
|
Rpxxxx
|
Kredit ke akun kewajiban yang sesuai:
(D)
|
Pengendali Overhead
Pabrik.......................
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Utang Usaha....................................
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Utang PBB.......................................
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Utang Biaya......................................
|
Rpxxxx
|
Kredit ke akun-akun lain yang sesuai:
(D)
|
Pengendali Overhead
Pabrik.......................
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Akumulasi Penyusutan......................
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Beban Air dan Listrik........................
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Beban Lainnya..................................
|
Rpxxxx
|
b.
Pencatatan pembebanan biaya
overhead pabrik
Untuk menetapkan berapa biaya overhead yang
akan dibebankan ke produksi merupakan sesuatu yang sulit. Hal ini disebabkan,
ada biaya overhead yang memberikan manfaat dalam proses produksi tetapi
biayanya sulit ditelusuri ke masing-masing pesanan. Untuk mengatasi kesulitan
tersebut, semua biaya overhead pabrik didistribusikan ke semua pesanan.
Jumlah yang dibebankan untuk setiap pesanan
sesuai dengan dasar alokasi yang dipilih. Dasar alokasi tersebut meliputi:
-
Penggunaan bahan baku
-
Penggunaan tenaga kerja
langsung
-
Penggunaan jam mesin
-
Waktu proses
-
Kombinasi dua atau lebih
dari dasar alokasi di atas
Setiap
dasar alokasi yang dipilih sebaiknya merupakan aktivitas yang paling terkait
dengan biaya yang dialokasikan, yaitu aktivitas yang tampaknya paling memicu
terjadinya biaya overhead.
Besaran
biaya overhead pabrik yang akan dibebankan ke produksi diperoleh dengan cara
“total biaya overhead pabrik dibagi dengan total dasar alokasi”
dan rasio yang dihasilkan merupakan tarif
overhead (overhead rate). Tarif
ini dikalikan dengan jumlah dasar alokasi yang digunakan oleh suatu pesanan,
dan hasilnya biaya overhead pabrik untuk pesanan tersebut.
Contoh:
Misalkan kapasitas produksi untuk tahun 200X
adalah 100.000 jam kerja langsung (JKL) yang dipilih sebagai dasar alokasi
overhead. Taksiran jumlah biaya overhead pabrik untuk tahun sebesar Rp500.000.000,- maka tarif overhead adalah
Rp500.000.000,- dibagi 100.000 JKL sama dengan Rp5.000,- per JKL. Jika suatu
pesanan tertentu menggunakan 100 JKL, maka biaya overhead pabrik sebesar
Rp500.000,- (100 JKL x Rp5.000,-) akan dibebankan ke pesanan tersebut.
Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya
overhead pabrik berdasarkan tarif overhead ke setiap pesanan sebagai berikut:
(D)
|
Persediaan Barang Dalam
Proses...............
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Overhead Pabrik Dibebankan..........
|
Rpxxxx
|
Beberapa biaya overhead pabrik tidak dapat
diukur sebelum berlalunya waktu atau sebelum sampai pada akhir periode
akuntansi. Namun masalahnya pada akhir periode akuntansi tersebut banyak
pesanan yang telah diselesaikan, dan biaya overhead pabrik aktual tidak dapat
dibebankan ke setiap pesanan tersebut secara tepat waktu, sehingga diperlukan estimasi. Oleh karena itu, untuk
mengatasi permasalahan tersebut, digunakanlah “tarif overhead yang ditentukan di muka (predetermined overhead rate)”. Tarif ini merupakan rasio dari
estimasi total overhead terhadap estimasi total dasar alokasi overhead.
c.
Pencatatan varian
overhead pabrik
Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke
pesanan, pada akhir periode akuntansi ditutup ke akun Pengendali Overhead
Pabrik. Adapun ayat jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut:
(D)
|
Overhead Pabrik
Dibebankan......................
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Pengendali Overhead Pabrik...........
|
Rpxxxx
|
Setelah jurnal di atas, maka saldo akun
“Overhead Pabrik Dibebankan” dalam buku besar akan bersaldo nol. Sementara itu,
saldo akun “Pengendali Overhead Pabrik” akan terjadi tiga kemungkinan, yaitu:
(1) saldo debet dan kredit sama atau bersaldo nol, (2) saldo debet lebih besar
dari kredit atau bersaldo plus, dan (3) saldo debet lebih kecil dari kredit
atau bersaldo minus. Saldo pada poin 1 dan 2 disebut varians atau selisih biaya
overhead pabrik. Jika selisih yang terjadi kecil, biasanya ditutup ke akun
Harga Pokok Penjualan pada akhir periode akuntansi. Ayat jurnal untuk mentransfer
varian overhead pabrik ke akun Harga Pokok Penjualan, sebagai berikut:
Jika overhead pabrik yang
dibebankan terlalu rendah, maka dijurnal:
(D)
|
Harga Pokok Penjualan...............................
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Pengendali Overhead Pabrik...........
|
Rpxxxx
|
Jika overhead pabrik yang
dibebankan terlalu tinggi, maka dijurnal:
(D)
|
Pengendali Overhead
Pabrik.......................
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Harga Pokok Penjualan...................
|
Rpxxxx
|
4.5.4
Akuntansi untuk produk selesai dan yang dijual
Jika
suatu pesanan sudah diselesaikan pengerjaannya atau proses produksinya, maka Kartu Biaya masing-masing pesanan
dipindahkan ke kategori produk selesai. Untuk pesanan yang sudah selesai dan
dikirim ke gudang barang jadi, kuantitas dan biayanya dicatat ke dalam Kartu Barang Jadi. Kartu ini merupakan
akun buku besar pembantu yang mendukung akun “Persediaan Barang Jadi”. Ayat
jurnal untuk mencatat transfer suatu pesanan ke persediaan barang jadi yang
dibuat pada akhir periode sebagai berikut:
(D)
|
Persediaan Barang Jadi...............................
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Persediaan Barang Dalam Proses...
|
Rpxxxx
|
Adakalanya,
suatu pesanan untuk pelanggan tertentu dapat dikirimkan langsung begitu pesanan
tersebut diselesaikan, sehingga tidak perlu dibukukan sebagai persediaan barang
jadi. Pengiriman langsung pesanan kepada pelanggan dicatat dengan ayat jurnal
sebagai berikut:
(D)
|
Harga Pokok Penjualan...............................
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Persediaan Barang Dalam Proses...
|
Rpxxxx
|
(D)
|
Piutang Usaha.................................................
|
Rpxxxx
|
|
(K)
|
Penjualan.............................................
|
Rpxxxx
|
Jika
pesanan yang sudah diselesaikan ditransfer ke gudang persediaan barang jadi
untuk menunggu dikirim ke pelanggan, maka pada saat barang jadi tersebut
dikirimkan ke pelanggan, ayat jurnal yang dibuat sebagai berikut:
(D)
|
Piutang Usaha.................................................
|
Rpxxxx
|
|||
(K)
|
Penjualan ............................................
|
Rpxxxx
|
|||
(D)
|
Harga Pokok Penjualan................................
|
Rpxxxx
|
|||
(K)
|
Persediaan Barang Jadi....................
|
Rpxxxx
|
|||
4.6 Contoh Komprehensif
Sebuah
perusahaan manufaktur Tropez, Inc. memiliki persediaan per tanggal 1 Maret
2009, sebagai berikut:
Barang jadi Rp15.000,-
Barang dalam proses Rp19.070,-
Bahan baku Rp14.000,-
Rincian dari Persediaan
Barang Dalam Proses terdiri dari tiga pesanan yang belum selesai sampai dengan
tanggal 1 Maret 2009, yaitu:
Keterangan
|
Pesanan
No. 621
|
Pesanan
No. 622
|
Pesanan
No. 623
|
-
Bahan baku
-
Tenaga kerja langsung
-
Overhead pabrik dibebankan
|
2.800
2.100
1.680
|
3.400
2.700
2.160
|
1.800
1.350
1.080
|
Total
biaya
|
6.580
|
8.260
|
4.230
|
Transaksi-transaksi yang
terjadi berkaitan dengan operasi perusahaan selama bulan Juli sebagai berikut:
a)
Perusahaan membeli bahan
baku secara kredit sebesar Rp22.000,- dengan syarat n/30.
b)
Bahan baku yang diminta
untuk produksi sebesar Rp21.000,- Dari jumlah tersebut Rp2.400,- untuk bahan
baku tidak langsung, selisihnya didistribusikan sebagai berikut:
Pesanan 621 Rp5.300,-
Pesanan 622 Rp7.400,-
Pesanan 623 Rp5.900,-
c)
Bahan baku yang
dikembalikan ke gudang sebesar Rp600,-di mana Rp200 berasal dari bahan baku
tidak langsung, dan selisihnya berasal dari Pesanan 622.
d)
Bahan baku yang
dikembalikan kepada pemasok sebesar Rp800,-
e)
Beban gaji sebesar Rp38.000,-
dibuat akrualnya di bulan Maret.
f)
Dari beban gaji, 55%
merupakan tenaga kerja langsung, 20% tenaga kerja tidak langsung, 15% gaji
bagian penjualan, dan 10% gaji bagian administrasi. Biaya tenaga kerja langsung
didistribusikan sebagai berikut:
Pesanan 621 Rp6.240,-
Pesanan 622 Rp8.430,-
Pesanan 623 Rp6.230,-
g)
Beban overhead pabrik,
selain dari yang tersebut di atas, berjumlah Rp9.404,50. Termasuk dalam jumlah
ini adalah Rp2.000,- untuk penyusutan bangunan dan peralatan pabrik dan Rp250
untuk asuransi pabrik yang sudah jatuh tempo. Sisa overhead sebesar Rp7.154,50
belum dibayar sampai akhir bulan Maret 2009.
h)
Biaya overhead pabrik
dibebankan ke produksi dengan tarif 80% dari biaya tenaga kerja langsung dan
dibebankan pada ketiga pesanan berdasarkan biaya tenaga kerja bulan Maret.
i)
Pesanan 621 dan 622 telah
selesai dan ditransfer ke gudang barang jadi.
j)
Pesanan 621 dan 622
dikirimkan dan ditagihkan ke pelanggan dengan laba kotor sebesar 40% dari harga
pokok penjualan.
k)
Penerimaan dari piutang
usaha selama bulan Maret 2009 sebesar Rp69.450,-
Diminta:
1.
Buatlah kartu biaya
pesanan untuk memposting saldo awal persediaan barang dalam proses!
2.
Jurnal transaksi bulan
Maret dengan posting ke akun buku besar persediaan dan kartu biaya pesanan!
3.
Buat skedul untuk
persediaan per tanggal 31 Maret 2009!
Jawaban:
1.
Membuat Kartu Biaya Pesanan
Kartu biaya yang dibuat untuk Pesanan No. 621, 622, dan
623 serta melakukan posting saldo awal Barang Dalam Proses per 30 Juni 2009 ke
dalam masing-masing kartu biaya pesanan tersebut. Berikut ini kartu biaya untuk
setiap pesanan tersebut.
TROPEZ Inc.
|
Pesanan No. 621
|
||||||||||
BAHAN BAKU LANGSUNG
|
|||||||||||
Tgl.
|
No. Bukti
|
Keterangan
|
Satuan
|
Biaya
|
Jumlah
|
||||||
01/03/2009
|
-
|
Saldo Awal
|
2.800
|
||||||||
b)
|
-
|
Pemakaian bahan baku
|
5.300
|
||||||||
Total
|
8.100
|
||||||||||
TENAGA KERJA
LANGSUNG
|
|||||||||||
Tgl.
|
No. Bukti
|
Keterangan
|
Satuan
|
Biaya
|
Jumlah
|
||||||
01/03/2009
|
-
|
Saldo Awal
|
2.100
|
||||||||
f)
|
-
|
Pembebanan gaji dan upah
|
6.240
|
||||||||
Total
|
8.340
|
||||||||||
OVERHEAD PABRIK
DIBEBANKAN
|
|||||||||||
Tgl.
|
No. Bukti
|
Keterangan
|
Satuan
|
Biaya
|
Jumlah
|
||||||
01/03/2009
|
-
|
Saldo Awal
|
1.680
|
||||||||
h)
|
-
|
Pembebanan BOP 80% dari TKL
|
4.992
|
||||||||
Total
|
6.672
|
||||||||||
Rekapitulasi:
|
|||||||||||
- Bahan baku langsung
|
8.100
|
||||||||||
- Tenaga kerja langsung
|
8.340
|
||||||||||
- Overhead dibebankan
|
6.672
|
||||||||||
Total biaya produksi
|
23.112
|
||||||||||
TROPEZ Inc.
|
Pesanan No. 622
|
|||||||||||||
BAHAN BAKU LANGSUNG
|
||||||||||||||
Tgl.
|
No. Bukti
|
Keterangan
|
Satuan
|
Biaya
|
Jumlah
|
|||||||||
01/03/2009
|
-
|
Saldo Awal
|
3.400
|
|||||||||||
b)
|
-
|
Pemakaian bahan baku
|
7.400
|
|||||||||||
c)
|
-
|
Pengembalian bahan baku
|
(400)
|
|||||||||||
Total
|
10.400
|
|||||||||||||
TENAGA KERJA
LANGSUNG
|
||||||||||||||
Tgl.
|
No. Bukti
|
Keterangan
|
Satuan
|
Biaya
|
Jumlah
|
|||||||||
01/03/2009
|
-
|
Saldo Awal
|
2.700
|
|||||||||||
f)
|
-
|
Pembebanan gaji dan upah
|
8.430
|
|||||||||||
Total
|
11.130
|
|||||||||||||
OVERHEAD PABRIK
DIBEBANKAN
|
||||||||||||||
Tgl.
|
No. Bukti
|
Keterangan
|
Satuan
|
Biaya
|
Jumlah
|
|||||||||
01/03/2009
|
-
|
Saldo Awal
|
2.160
|
|||||||||||
h)
|
-
|
Pembebanan BOP 80% dari TKL
|
6.744
|
|||||||||||
Total
|
8.904
|
|||||||||||||
Rekapitulasi:
|
||||||||||||||
- Bahan baku langsung
|
10.400
|
|||||||||||||
- Tenaga kerja langsung
|
11.130
|
|||||||||||||
- Overhead dibebankan
|
8.904
|
|||||||||||||
Total biaya produksi
|
30.434
|
|||||||||||||
TROPEZ Inc.
|
Pesanan No. 623
|
||||||||||||
BAHAN BAKU LANGSUNG
|
|||||||||||||
Tgl.
|
No. Bukti
|
Keterangan
|
Satuan
|
Biaya
|
Jumlah
|
||||||||
01/03/2009
|
-
|
Saldo Awal
|
1.800
|
||||||||||
b)
|
-
|
Pemakaian bahan baku
|
5.900
|
||||||||||
Total
|
7.700
|
||||||||||||
TENAGA KERJA
LANGSUNG
|
|||||||||||||
Tgl.
|
No. Bukti
|
Keterangan
|
Satuan
|
Biaya
|
Jumlah
|
||||||||
01/03/2009
|
-
|
Saldo Awal
|
1.350
|
||||||||||
f)
|
-
|
Pembebanan gaji dan upah
|
6.230
|
||||||||||
Total
|
7.580
|
||||||||||||
OVERHEAD PABRIK
DIBEBANKAN
|
|||||||||||||
Tgl.
|
No. Bukti
|
Keterangan
|
Satuan
|
Biaya
|
Jumlah
|
||||||||
01/03/2009
|
-
|
Saldo Awal
|
1.080
|
||||||||||
h)
|
-
|
Pembebanan BOP 80% dari TKL
|
4.984
|
||||||||||
Total
|
6.064
|
||||||||||||
Rekapitulasi:
|
|||||||||||||
- Bahan baku langsung
|
7.700
|
||||||||||||
- Tenaga kerja langsung
|
7.580
|
||||||||||||
- Overhead dibebankan
|
6.064
|
||||||||||||
Total biaya produksi
|
21.344
|
||||||||||||
2.
Mencatat transaksi-transaksi ke dalam jurnal umum.
Tgl
|
Keterangan
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
a)
|
Persediaan bahan baku
|
P
|
22.000,-
|
|
Utang usaha
|
22.000,-
|
|||
b)
|
Persediaan BDP
|
P
|
18.600,-
|
|
Pengendali overhead pabrik
|
2.400,-
|
|||
Persediaan bahan baku
|
P
|
21.000,-
|
||
c)
|
Persediaan bahan baku
|
P
|
600,-
|
|
Pengendali overhead pabrik
|
200,-
|
|||
Persediaan BDP
|
P
|
400,-
|
||
d)
|
Utang usaha
|
800,-
|
||
Persediaan bahan baku
|
P
|
800,-
|
||
e)
|
Beban gaji
|
38.000,-
|
||
Utang gaji
|
38.000,-
|
|||
f)
|
Persediaan BDP
|
P
|
20.900,-
|
|
Pengendali overhead pabrik
|
7.600,-
|
|||
Beban gaji Bagian Penjualan
|
5.700,-
|
|||
Beban gaji Bagian Admnistrasi
|
3.800,-
|
|||
Beban gaji
|
38.000,-
|
|||
Tgl
|
Keterangan
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
g)
|
Pengendali overhead pabrik
|
9.404,50
|
||
Akumulasi penyusutan
|
2.000,00
|
|||
Asuransi dibayar dimuka
|
250,00
|
|||
Utang usaha
|
7.154,50
|
|||
h)
|
Persediaan BDP
|
P
|
16.720,-
|
|
BOP dibebankan
|
16.720,-
|
|||
i)
|
Persediaan barang jadi
|
P
|
53.546
|
|
Persediaan BDP
|
P
|
53.546
|
||
Pesanan 621 = Rp23.112
|
||||
Pesanan 621 = Rp30.434
|
||||
Jumlah = Rp53.546
|
||||
j)
|
Piutang usaha
|
74.964
|
||
Penjualan
|
74.964
|
|||
Harga pokok penjualan
|
53.546
|
|||
Persediaan barang jadi
|
P
|
53.546
|
||
Harga pokok = Rp53.546
|
||||
Laba 40% x Rp53.546 = Rp21.418
|
||||
Harga jual =
Rp74.964
|
||||
k)
|
Kas
|
69.450
|
||
Piutang usaha
|
69.450
|
|||
Menyiapkan
buku besar persediaan untuk memindahkan saldo dari jurnal umum di atas ke
masing-masing akun persediaan yang sesuai.
Persediaan Barang Jadi
|
|||
1/3
Saldo awal
|
15.000
|
j)
|
53.276
|
i)
|
53.276
|
31/3 Saldo akhir
|
15.000
|
68.276
|
68.276
|
Persediaan Barang Dalam Proses
|
||||
1/3 Saldo awal
|
19.070
|
c)
|
400
|
|
b)
|
18.600
|
i)
|
53.546
|
|
f)
|
20.900
|
0
|
||
h)
|
16.720
|
31/3
Saldo akhir
|
21.344
|
|
75.290
|
75.290
|
|||
Persediaan Bahan Baku
|
||||
1/3 Saldo awal
|
14.000
|
b)
|
21.000
|
|
a)
|
22.000
|
d)
|
800
|
|
c)
|
600
|
31/3 Saldo akhir
|
15.000
|
|
36.600
|
36.800
|
|||
3.
Skedul persediaan pada tanggal 31 Maret 2009.
Berdasarkan data pada kartu biaya pesanan dan jurnal umum
pada poin 1 dan 2 di atas, maka jumlah persediaan sebagai berikut:
Barang jadi Rp15.000,-
Barang dalam proses Rp21.344,-
Bahan baku Rp15.000,-
Rincian dari Persediaan Barang Dalam Proses hanya terdiri
dari Pesanan No 623 yang belum selesai sampai dengan tanggal 31 Maret 2009,
yaitu:
Keterangan
|
Pesanan
No. 623
|
-
Bahan baku
-
Tenaga kerja langsung
-
Overhead pabrik dibebankan
|
7.700
7.580
6.064
|
Total
biaya
|
21.344
|
4.7 Rangkuman
Perusahaan
yang melaksanakan kegiatan produksi berdasarkan pesanan, merubah bahan baku
menjadi produk jadi berdasarkan pesanan dari para pelanggannya. Hal ini dapat
diketahui dari ciri-cirinya yaitu (1) proses pembuatan produk terjadi secara
terputus-putus, (2) produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan oleh pelanggan, (3) produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan
pelanggan, bukan untuk memenuhi persediaan.
Jika suatu perusahaan dalam kegiatan produksinya memenuhi
kriteria di atas, maka pengumpulan biaya produksinya menggunakan metode
kalkulasi biaya pesanan. Ciri-ciri dari kalkulasi biaya pesanan menggunakan Kartu Biaya Pesanan (job cost sheet) yang berfungsi sebagai buku besar pembantu persediaan barang
dalam proses. Kemudian kalkulasi
biaya ini menghitung biaya produksi per unit ada saat pesanan selesai. Meskipun
banyak pesanan dapat dikerjakan secara bersamaan, namun setiap kartu biaya
pesanan hanya memuat rincian untuk satu pesanan saja. Isi dan bentuk dari kartu
biaya pesanan berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Sistem
perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya bahan baku
langsung, dan overhead yang dibebankan ke setiap pesanan. Oleh karena itu,
sistem perhitungan biaya ini terdiri atas 3 bagian yang saling
berhubungan, yaitu (1) akuntansi biaya bahan baku, (2) akuntansi tenaga kerja, (3)
akuntansi biaya overhead pabrik. Dasar dari perhitungan biaya berdasarkan
pesanan melibatkan hanya 8 jenis ayat jurnal akuntansi yaitu:
1.
Pembelian bahan baku
2.
Pengakuan biaya tenaga
kerja pabrik
3.
Pengakuan biaya overhead
pabrik
4.
Penggunaan bahan baku
5.
Distribusi beban gaji
tenaga kerja
6.
Pembebanan estimasi biaya
overhead
7.
Penyelesaian pesanan
8.
Penjualan produk
LATIHAN
1.
Berikut ini
transaksi-transaksi dari Stanton Company selama bulan Juli 2009, yaitu:
(a)
Pembelian bahan baku
secara kredit senilai Rp35.000,-
(b)
Bukti permintaan bahan
baku sebesar Rp8.000,- untuk bahan baku langsung dan Rp2.000,- untuk bahan baku
tidak langsung.
(c)
Beban gaji pabrik sebesar Rp9.400 terdiri dari Rp7.600
tenaga kerja langsung dan Rp1.800,- tenaga kerja tidak langsung.
(d)
Penyusutan atas peralatan
pabrik senilai Rp1.200,- dicatat.
(e)
Suatu pesanan
diselesaikan dengan Rp1.830,- tenaga kerja langsung dan Rp1.450,- bahan baku
yang sebelumnya telah dibebankan ke pesanan tersebut. Overhead pabrik
dibebankan dengan tarif 662/3% dari biaya tenaga kerja
langsung.
(f)
Akrual overhead pabrik
lain-lain sebesar Rp1.250,-
(g)
Pesanan pada poin (e)
dikirimkan ke pelanggan dan ditagih sebesar Rp6.100,-
Diminta:
Buatlah
ayat jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut!
2.
Technologiest
Incorporated menyelesaikan Pesanan No. 121 menggunakan Rp9.250,- bahan baku
langsung dan Rp3.945,- tenaga kerja langsung. Overhead pabrik dibebankan
menggunakan tarif yang telah ditentukan sebelumnya sebesar 150% dari biaya
tenaga kerja langsung.
Diminta:
Buatlah ayat jurnal, abaikan rincian buku
besar pembantu, untuk mencatat berikut ini:
-
Biaya Pesanan No. 121
-
Transfer Pesanan No.
121ke barang jadi ke gudang
3.
Berikut ini merupakan
hasi operasi periode lalu dari perusahaan Compton Company:
Awal Akhir
Persediaan barang jadi Rp90.000,- Rp125.000,-
Persediaan barang dalam
proses Rp80.000,- Rp 30.000,-
Persediaan bahan baku Rp75.000,- Rp
85.000,-
Data lainnya sebagai berikut:
a)
Bahan baku yang digunakan
Rp326.000,-
b)
Total biaya manufaktur
yang dibebankan ke pesanan selama tahun tersebut sebesar Rp686.000,- (termasuk
bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik dibebankan dengan tarif
60%).
c)
Biaya barang tersedia
untuk dijual Rp826.000,-
d)
Beban pemasaran dan administrasi
sebesar Rp25.000,-
Diminta:
Hitung
berikut ini:
1)
Bahan baku yang dibeli!
2)
Biaya tenaga kerja yang
dibebankan ke produksi!
3)
Harga pokok produksi!
4)
Harga pokok penjualan!